Rabu, 29 September 2010

Suluk Salikul Ihba (Mistikus Pendaki yg mabuk Cinta) By Demank Ahmed El-Benjarie

"Kekasih memintaku mendamaikan hatinya yg hancur karena bayang-bayang cinta

namun hati kekasih terlalu keras, sehingga ia tidak mampu menerjemahkan sinar mataku."

"mengapa kekasih terlalu terbuka? bahkan kekasih bertelanjang dihadapanku menuliskan naskah cinta kekasih.

padahal kekasih mengetahui tentang kasmaran yang aku tanggung terhadapnya, tidakah itu perih wahai kekasih?".

"kekasih memaksaku memasuki lembah yang tiada ingin aku lalui, lembah itu penuh duri, binatang buas, dan kesempitan.

namun kekhawatiranku tentang rasa sedih dan kebingungan yang kekasih tanggung, membuatku berlapang dada dengan hujaman ribuan mata pisau yang tajam mengiris sekujur tubuhku."

"dimana kau berada aku terbawa, kekasih telah memenjarakanku dalam kerinduan yang tidak boleh aku obati.

kekasih, aku tidak akan meminta hatimu betapapun aku menginginkannya."

"kepada hatimu aku bisikan wasiatku agar kekasih tidak jatuh lagi kejurang kesedihan :

"duhai kekasih, tujuan hanya satu yang lain hanya jalan. jika Allah yg kekasih tuju maka hari esok tidak akan mengkhawatirkan kekasih, tidak pula rasa gagal, tidak pula rasa takut, tidak pula putus asa. kekasih tidak akan lagi bersahabat dengan kepicikan, buruk sangka, dan seluruh kedurhakaan. kekasih akan selalu sibuk dengan kebajikan"

"duhai kekasih, kebenaran akan melapangkan dan menenangkan hati kekasih, sementara dosa dan kesalahan hanya berbuah kegelisahan dan duka cita."

"duhai kekasih, berprasangka baiklah pada ketetapan Allah, niscaya kekasih akan dianugrahkan ilmu berupa hikmah-hikmah yang membuat kekasih terus hidup."

"duhai kekasih, engkau adalah pemeran utama dalam kehidupanmu, tetapi hidup kekasih bukan hanya tentang kekasih akan tetapi tentang apa saja yang ada disekitar kekasih. itulah misi kekasih."

"duhai kekasih, jika kematerian dunia saja yang kekasih inginkan. Maka aku gambarkan, kematerian hanyalah seperti apa yg kita makan kemudian keesokannya kita keluarkan. tidak bernilai, bahkan kita enggan melihatnya. bukan wujud makanan yg berguna wahai kekasih akan tetapi saripatinya. penampakan hendaklah dijadikan motivasi bekerja keras untuk menjadi yang terbaik bukan sebagai tujuan, agar kekasih tidak menjadi hina dan binasa."

"duhai kekasih, ilmu tiada berhuruf dan bersuara. ilmu adalah cahaya pemahaman yg Allah pancarkan pada hati hamba, tulisan dan para pengajar hanyalah jalan ilmu, maka hendaklah kekasih berlapang dada atas perbedaan. mahirkanlah diri kekasih dengan ilmu agar kekasih termasuk orang yang beruntung."

"duhai kekasih, ilmu lebih utama dari pada harta. karena harta akan habis dibelanjakan sedangkan ilmu akan bertambah bila diajarkan."

"ilmu lebih utama daripada harta, boleh jadi engkau dicaci karena kekayaanmu sedangkan ilmu akan selalu membuatmu dimuliakan."

"ilmu akan menjagamu, sementara harta engkau yang menjaganya."

"dengn ilmu engkau dpt memperoleh harta, sedangkan harta tampa ilmu akan habis tiada berguna. sehingga jika engkau bertanya sebanyak seribu kali-pun tentang kelebihan ilmu dibandingkan harta, niscaya aku akan menjawabnya dengan seribu jawaban yang berbeda."

"duhai kekasih, janganlah engkau takut dengan sambaran petir dan gelapnya mendung karena semua itu hanyalah proses turunnya hujan yang menjadi harapan kekasih."

"duhai kekasih, apabila engkau bertanya kapankah datangnya pertolongan maka ingatlah baik-baik, pertolongan berada pada puncak penderitaan. semakin gelap malam semakin dekat cahaya siang, hendaknya kekasih tidak bersikap lemah tapi teruslah bersabar."

"duhai kekasih, bila engkau bertanya tentang sabar. maka ingatlah baik-baik, sabar adalah tetap kokoh pada tekat kekasih untuk mencapai apa yang kekasih harapkan. meskipun rasa pahit dan tamparan kekasih dapatkan semua itu tidak memalingkan kekasih dari jalan yang kekasih pilih."

"duhai kekasih, setialah engkau pada kebajikan dan abaikanlah semua yang akan membawamu pada keburukan. nilai mu bergantung dari kualitas perbuatanmu, maka janganlah engkau khawatir terhadap hasil yang akan engkau dapatkan. karena hasil dari perbuatan itu merupakan keniscayaan dari proses yang engkau jalankan."

"duhai kekasih, perpeganglah erat apa yang aku wasiatkan. kepergianku bukanlah atas dasar kebencianku terhadap kekasih, tapi sudah saatnya kekasih berdiri tampa meminjam tongkatku. sungguh aku menginginkan kebaikan pada kekasih, namun terus bersama kekasih akan menjadikanku seorang pendurhaka."

"masih banyak aku menyimpan cinta untuk kekasih, aku menyucikannya dan menyimpannya dengan baik sampai batas waktu yang tidak aku ketahui. semoga wasiatku dapat menyeka air mata kekasih, salamku untuk kekasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar